- Seandainya ilmu bisa bermanfaat tanpa amalan, niscaya Allah Yang Maha Suci tidak akan mencela para pendeta Ahli Kitab. Dan jika seandainya amalan bisa bermanfaat tanpa adanya keikhlasan, niscaya Allah juga tidak akan mencela orang-orang munafik.
- Barang siapa yang merenungkan keadaan alam semesta dan berbagai keburukan yang terjadi padanya, niscaya dia akan menyimpulkan bahwa segala keburukan di alam semesta ini sebabnya adalah menyelisihi Rasul dan keluar dari ketaatan kepadanya. Demikian pula segala kebaikan yang ada di dunia ini sebabnya adalah ketaatan kepada rasul.
- Barang siapa yang mencermati syariat, pada sumber-sumber maupun ajaran-ajarannya. Dia akan mengetahui betapa erat kaitan antara amalan anggota badan dengan amalan hati. Bahwa amalan anggota badan tidak akan bermanfaat tanpanya. Dan juga amalan hati itu lebih wajib daripada amalan anggota badan. Apa yang membedakan orang mukmin dengan orang munafik kalau bukan karena amalan yang tertanam di dalam hati masing-masing diantara mereka berdua? Penghambaan/ ibadah hati itu lebih agung daripada ibdah anggota badan, lebih banyak dan lebih kontinyu. Karena ibadah hati wajib disepanjang waktu.
- Amalan-amalan hati itulah yang paling pokok, sedangkan amalan anggota badan adalah konsekuensi dan penyempurnaan atasnya. Sebagaimana niat menduduki peranan ruh, sedangkan amalan laksana tubuh. Itu artinya, jika ruh berpisah dari jasad, jasad itu akan mati. Oleh sebab itu, memahami hukum-hukum yang berkaitan dengan gerak-gerik hati lebih penting daripada mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengan gerak-gerik anggota badan.
- Thaghut adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melampaui batas, berupa sesembahan, sosok yang diikuti atau ditaati. Sehingga thaghut dari setiap kaum adalah orang yang menjadi patokan hukum bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. Atau mereka beribadah kepadanya, selain beribadah kepada Allah. Atau mereka mengikutinya tanpa berdasarkan bashirah/ ilmu dari Allah. Atau mereka taat kepadanya dalam urusan yang tidak mereka ketahui apakah hal itu termasuk bagian ketaatan kepada Allah. Inilah thaghut yang ada di alam semesta. Apabila kamu memperhatikannya dan mencermati kondisi manusia-dalam berinteraksi- bersama mereka (thaghut), niscaya kamu akan melihat bahwa kebanyakan orang telah berpaling dari ibdah kepada Allah menuju Ibadah kepada thaghut. Berpaling dari taat dan mengikuti rasul-Nya SAW menuju taat dan mengikuti thaghut.
- Bahkan, Ibadah kepada Allah, ma'rifat, tauhid, dan syukur kepada-Nya itulah sumber kebahagiaan hati setiap insan. Itulah kelezatan tertinggi bagi hati. Kenikmatan terindah yang hanya akan diraih oleh orang-orang yang memang layak untuk mendapatkannya.
- Kebutuhan kepada ilmu diatas kebutuhan kepada makanan, bahkan diatas kebutuhan kepada nafas. Keadaan paling buruk yang dialami orang yang tidak bisa bernafas adalah kehilangan kehidupan jasadnya. Adapun lenyapnya ilmu menyebabkan hilangnya kehidupan hati dan ruh. Oleh sebab itu setiap hamba tidak bisa terlepas darinya sekejap mata sekalipun. Apabila seseorang kehilangan ilmu akan mengakibatkan dirinya jauh lebih jelek daripada keledai. Bahkan jauh lebih buruk daripada binatang melata disisi Allah, sehingga tidak ada makhluk apapun yang lebih rendah daripada dirinya ketika itu.
- Allah SWT menjadikan ilmu bagi hati laksana air hujan bagi tanah. Sebagaimana tanah/ bumi tidak akan hidup kecuali dengan curahan air hujan, maka demikian pula tidak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan ilmu.
- Manusia itu, sebagaimana telah dijelaskan sifatnya oleh Yang menciptakannya. Pada dasarnya ia suka berlaku dzalim dan bersifat bodoh. Oleh sebab itu, tidak sepantasnya dia menjadikan kecenderungan dirinya, rasa suka, tidak suka, ataupun kebenciannya terhadap sesuatu sebagai standar untuk menilai perkara yang berbahaya atau bermanfaat baginya. Akan tetapi sesungguhnya standar yang benar adalah apa yang Allah pilihkan baginya, yang hal itu tercermin dalam perintah dan larangan-Nya.
- Perkara paling bermanfaat secara mutlak adalah ketaatan manusia kepada Rabb-Nya secara lahir maupun batin. Adapun perkara yang paling berbahaya baginya secara mutlak adalah kemaksiatan kepada-Nya secara lahir maupun batin.
- Ada 3 pokok yang menjadi pondasi kebahagiaan seorang hamba, dan masing-masingnya memiliki lawan. Barang siapa yang kehilangan pokok tersebut dia akan terjerumus kepada lawannya. (1) Tauhid, lawannya adalah Syirik. (2) Sunnah. lawannya adalah Bid'ah. dan (3) Ketaatan, lawannya adalah Maksiat.
- Dan perhatikanlah hikmah yang Allah Ta'ala simpan dibalik mengapa Allah menjadikan para raja, pemimpin dan penguasa bagi manusia orang-orang yang serupa (buruknya) dengan perbuatan mereka (rakyat). Bahkan seolah-olah amal perbuatan mereka itu terekspresikan didalam sosok para penguasa dan raja-raja mereka. Apabila rakyat itu baik, niscaya baik pula raja-raja mereka. Apabila mereka (rakyat) menegakkan keadilan niscaya para penguasa itu juga menerapkan keadilan atas mereka. Dan apabila mereka berbuat aniaya (tidak adil) maka raja dan penguasa mereka pun akan bertindak aniaya kepada mereka. Apabila ditengah-tengah mereka merebak makar (kecurangan) dan tipu daya, maka demikian pula pemimpin mereka. Apabila mereka tidak menunaikan hak-hak Allah dan pelit dengannya, demikian pula dengan penguasa mereka akan menghalangi hak-hak rakyat yang semestinya ditunaikan kepada mereka.
- Sumber dari semua fitnah (kerusakan) adalah karena mendahulukan pemikiran diatas syariat dan mengedepankan hawa nafsu diatas akal yang sehat. Sebab yang pertama merupakan sumber munculnya fitnah syubhat, sedangkan sebab yang kedua merupakan sumber munculnya fitnah syahwat. Fitnah syubhat bisa ditepis dengan keyakinan, sedangkan fitnah syahwat dapat ditepis dengan kesabaran. Oleh karena itulah Allah Yang Maha Suci menjadikan kepemimpinan didalam agama tergantung kepada kedua perkara ini. Allah berfirman (yang artinya): "Dan Kami menjadikan diantara mereka para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bisa bersabar dan senantiasa meyakini ayat-ayat Kami". (QS. As-Sajdah:24). Hal ini menunjukkan bahwasanya dengan sabar dan keyakinan akan bisa dicapai kepemimpinan didalam agama. Allah juga memadukan keduanya didalam firman-Nya (yang artinya): "Mereka saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran". (QS. Al-Ashr:3). Saling menasihati dalam kebenaran merupakan sebab untuk mengatasi fitnah syubhat, sedangkan saling menasihati untuk menetapi kesabaran adalah sebab untuk mengekang fitnah syahwat.
- Sesungguhnya berhukum dengan selain hukum yang diturunkan Allah mencakup dua jenis kekafiran. Asghar dan Akhbar, tergantung keadaan orang yang mengambil keputusan hukum. Apabila dia meyakini bahwa dia wajib menerapkan hukum Allah atas kejadian ini namun dia berpaling darinya karena maksiat dan disaat yang sama dia mengakui bahwa dirinya layak untuk menerima hukuman maka ini adalah kufur asghar. Namun apabila dia meyakini bahwa hal itu tidak wajib, atau dia bebas (untuk mengikutinya atau tidak), sementara dia yakin bahwa itu adalah hukum Allah, maka ini adalah kufur akhbar. Adapun apabila dia tidak tahu atau tersalah, maka orang ini terhitung sebagai pelaku kekeliruan-yang tidak disengaja- sehingga baginya berlaku hukum orang yang tidak sengaja berbuat kesalahan.
- Barang siapa yang menginginkan kejernihan hatinya hendaknya dia lebih mengutamakan Allah daripada menuruti berbagai keinginan hawa nafsunya. Hati yang terkungkung oleh syahwat akan terhalang dari Allah sesuai dengan kadar kebergantungannya kepada syahwat. Hancurnya hati disebabkan perasaan aman dari hukuman Allah dan terbuai oleh kelalaian. Sebaliknya, hati akan menjadi baik dan kuat karena rasa takut kepada Allah dan berdzikir kepada-Nya.
- Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah SWT.
- Sesungguhnya sabar dan syukur menjadi sebab seorang hamba untuk bisa memetik pelajaran dari ayat-ayat yang disampaikan. Hal itu dikarenakan sabar dan syukur merupakan pondasi keimanan. Separuh iman itu adalah sabar, separuhnya lagi adalah syukur. Kekuatan iman seorang hamba sangat bergantung pada sabar dan syukur yang tertanam didalam dirinya. Sementara, ayat-ayat Allah hanya akan bermanfaat bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan meyakini ayat-ayat-Nya. Imannya itu pun tidak akan sempurna tanpa sabar dan syukur. Pokok syukur itu adalah tauhid. Adapun pokok kesabaran adalah meninggalkan bujukan hawa nafsu. Apabila seseorang mempersekutukan Allah dan lebih mempertautkan hawa nafsunya, itu artinya dia belum menjadi hamba yang penyabar dan pandai bersyukur. Oleh sebab itulah ayat-ayat yang ada menjadi tidak bermanfaat baginya dan tidak akan menumbuhkan keimanan pada dirinya sama sekali.
- Sesungguhnya kebenaran itu hanya satu, yaitu jalan Allah yang lurus, tiada jalan yang mengantarkan kepada-Nya selain jalan itu. Yaitu beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukan-Nya dengan apapun dengan menjalankan syariat yang ditetapkan-Nya melalui lisan Rasul-Nya SAW, bukan dengan hawa nafsu maupun bid'ah.
- Sesungguhnya kehidupan yang membawa manfaat hanya bisa digapai dengan merespon seruan Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang tidak merespon seruan tersebut maka tidak ada kehidupan sejati padanya. Meskipun dia memiliki kehidupan ala binatang yang tidak ada bedanya antara dirinya dengan hewan yang paling rendah sekalipun. Oleh sebab itu kehidupan yang hakiki dan baik adalah kehidupan orang yang memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya secara lahir dan batin. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar hidup, walaupun tubuh mereka telah mati. Adapun selain mereka adalah orang-orang yang telah mati, meskipun badan mereka hidup. Oleh karena itu orang yang paling sempurna kehidupannya adalah yang paling sempurna dalam memenuhi seruan dakwah Rasul SAW. Karena sesungguhnya di dalam setiap ajaran yang beliau dakwahkan terkandung unsur kehidupan sejati. Barang siapa yang kehilangan sebagian darinya maka dia kehilangan sebagian unsur kehidupan itu, bisa jadi di dalam dirinya terdapat kehidupan sekadar dengan responnya terhadap ajakan Rasul SAW.
- Allah SWT mengabarkan bahwasanya Dia telah mengutus Rasul-rasul-Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya supaya umat manusia menegakkan timbangan (Al-Qisth) yaitu keadilan. Diantara bentuk keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok keadilan dan pilar penegaknya. Adapun syirik adalah kedzaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan tindak kedzaliman yang paling dzalim, dan tauhid merupakan bentuk keadilan yang paling adil.
Minggu, 05 April 2020
Mutiara Hikmah Ibnul Qayyim Al Jauziyyah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Daftar Nilai PAT PKK Kelas XI TBSM
DAFTAR NILAI PKK PENILAIAN AKHIR TAHUN (PAT) SMK MUHAMMADIYAH 3 SUKOLILO TAHUN PELAJARAN 2019/2020 KELAS : XI...
-
Prototipe merupakan sebuah sampel atau contoh produk yang akan dibuat. oleh sebab itu, saat memulai wirausaha digital printing dan desain gr...
-
Teks Proklamasi atau Teks naskah Proklamasi Klad adalah asli merupakan tulisan tangan sendiri oleh Ir. Soekarno sebagai pencatat, dan adala...
-
Surat Adh-dhuha adalah surat yang ke 93, dan terdiri dari 11 ayat. Oleh karena itu, dinamakan surat Adh-dhuha karena di ambil dari lafath A...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar