Minggu, 12 April 2020

Mengayomi Anak Yatim

 
Orang yang memelihara Alquran ibarat orang yang memelihara anak yatim di rumahnya. Ia tanggung kebutuhan si anak yatim. Ia memberinya pakaian, memberinya makan dan minum, membersihkannya, serta menjaganya dari penyakit dan kotoran. Ia memperlakukannya seperti anak kandungnya sendiri. Merasakan perawatan dan pemeliharaan orang itu, ketika dewasa si yatim bersyukur dan berterima kasih kepadanya. Orang itu pun, meski sudah tua dan lemah, senantiasa memerhatikan dan membela kepentingan si yatim.
 
Sementara itu, orang lain juga hendak memelihara anak yatim. Ia mengundang si yatim ke rumahnya sejenak di siang hari, lalu memberinya sepotong roti dan beberapa buah anggur. Setelah itu, ia tuntun dan antar kembali ke jalan. Saat dewasa, si yatim tidak menaruh perhatian kepada orang tersebut, karena yang ia ketahui hanya sebatas roti dan beberapa buah anggur yang diberikan.
 
Demikian pula halnya dengan orang yang membaca Alquran satu juz setiap hari, lalu ia meletakkannya di sudut rumah tanpa perhatian lebih lanjut. Alquran pada zaman sekarang ini tak ubahnya seperti anak yatim yang tidak memiliki tempat tinggal dan terlantar di jalan. Tidak ada seorangpun yang mau memeliharanya. Orang baik pada masa kini seperti orang yang memasukkan anak yatim ke rumah selama sesaat serta memberinya makan dan minum, lalu tidak memperhatikannya lagi.
 
Alquran hanya masuk ke dada yang bersih dan suci. Jika tidak menemukan dada semacam itu, ia bak anak yatim yang tidak menemukan orang tua asuh dan tempat tinggal. Allah SWT berfirman: "Wahai ahlul kitab, sungguh telah datang kepada kalian Rasul kami, menjelaskan kepada kalian banyak dari isi kitab suci yang kalian sembunyikan dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan". (QS. Al-Maidah:15)
 
Itu adalah kitab dari Allah yang menerangkan huruf-huruf tertata yang bermakna dan cahaya adalah bungkus huruf-huruf yang Allah persembahkan kepada umat ini. Ia terkandung dalam wahyu yang diberikan kepada Rasulullah SAW dan selanjutnya diterima oleh sejumlah otak dan akal.
 
Allah SWT berfirman; "Dan sesungguhnya ia (Alquran) benar-benar suatu pengingat bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Haqqah:48). Ia seperti buku perhitungan yang menjadi rujukan bagi mereka setiap hari dan setiap waktu. Memasuki waktu pagi, mereka membacanya. Dengan cahanya mereka memandang dan mengembalikan segala urusan mereka kepada pengadilan tertinggi, tempat akhir segala urusan diputuskan. Orang yang bertakwa selalu melihat dan memikirkan Alquran setiap hari. Ia mengevaluasi sejauh mana ketaatan dirinya terhadap perintah Allah, kemudian ia tutupi yang kurang. Setelah itu, ia pasrahkan segala sesuatunya kepada catatan Allah SWT yaitu Al-Lawh Al Mahfuzh.
 
Allah SWT kemudian berfirman: "Dan sesungguhnya ia (Alquran) benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir". (QS. Al Haqqah:50). Tatkala orang kafir melihat sikap Alquran yang memuji para pemeliharanya di hadapan Allah Swt dan menyaksikan kemurahan Allah atas mereka, ia ditimpa penyesalan dan kesedihan yang mendalam.
 
Selanjutnya Allah SWT berfirman: "Dan sesungguhnya ia (Alquran) benar-benar kebenaran yang diyakini". (QS. Al Haqqah:51). Sebagaimana Aku telah memberikan kepada kalian cahaya makrifat sehingga hati kalian menjadi teguh meyakini ketuhanan dan keesaan-Ku serta jiwa kalian menjadi tenteram dan beriman kepada-Ku, Kukirimkan kalam-Ku kepada kalian sebagai bagian dari kebenaran yang diyakini agar tenang pula dada kalian tempat hati yang yakin berada. Keyakinan beserta keyakinan. Keyakinan tertanam dalam hati dan kalam-Ku terkandung dalam dada yang merupakan beranda keyakinan. Inilah keyakinan yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Nilai PAT PKK Kelas XI TBSM

DAFTAR NILAI PKK PENILAIAN AKHIR TAHUN (PAT)      SMK MUHAMMADIYAH 3 SUKOLILO TAHUN PELAJARAN 2019/2020   KELAS            : XI...