Madinah dan sekitarnya dilanda kekeringan yang lama. Paceklik. Penduduk banyak yang kelaparan karena persediaan makanan menipis, dan lama kelamaan mulai habis. Peristiwa ini terjadi di zaman Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq. Ia pun meminta penduduk untuk bersabar menghadapi musim paceklik ini.
Datanglah pertolongan itu. Datanglah kafilah unta sebanyak seribu ekor. Membawa bahan makanan dan buah-buahan. Ini merupakan barang dagangan yang masuk dari luar kota, dari daerah pertanian yang tidak dilanda kekeringan. Begitu seribu ekor unta datang, berkerumunlah para pedagang hasil bumi. Mereka sudah membayangkan keuntungan yang melimpah. Di wajah, di mata, dan di kepala pedagang ini tidak terbayang bagaimana penduduk Madinah dan sekitarnya sangat menderita karena paceklik itu.
Jelas, mereka sama sekali tidak membayangkan akan kena batunya. Sebab yang memiliki bahan makanan dan buah-buahan segar yang dibawa oleh seribu ekor unta itu adalah Utsman bin Affan. Sahabat Nabi Muhammad SAW. Generasi pertama penganut agama Islam dan sangat memahami ajaran Islam sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW sendiri. Dia adalah orang yang sangat percaya diri bahwa rizki itu datangnya dari Allah SWT. Ia tidak pernah mengkhawatirkan masa depan rizkinya. Ia selalu siap memberikan hartanya untuk kepentingan kemanusiaan, untuk kepentingan umum, dan untuk kepentingan warga Madinah dan sekitarnya. Sesuai dengan momentumnya.
Inilah yang menyebabkan ketika para pedagang itu mendatangi rumahnya untuk membeli barang dagangan berupa bahan makanan dan buah-buahan yang diangkut oleh seribu ekor unta , Ia menolak tawaran mereka. Ketiak Utsman bin Affan menolak, mereka terus menaikkan tawarannya sampai berlipat-lipat.
Agar masalah ini tidak bertele-tele, Utsman bin Affan berkata tegas kepada para pedagang tersebut, "Apakah kalian sanggup membayar barang-barang ini setinggi Allah SWT memberi pahala kepadaku kalau aku menyedekahkan makanan dan buah-buahan ini kepada penduduk yang memerlukan?".
Para pedagang itu terdiam dan mereka satu persatu pergi dari rumah Utsman bin Affan. Kemudia Utsman bin Affan melapor kepada Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq bahwa dia memiliki persediaan makanan dan buah-buahan sebanyak yang diangkut oleh seribu ekor unta. Utsman bin Affan kemudian menyerahkannya kepada Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq. Ia menyedekahkan semuanya untuk kepentingan warga Madinah yang membutuhkan bahan-bahan makanan dan buah-buahan tersebut. Dengan penuh rasa haru, Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq pun memeluk Utsman bin Affan. Lalu dia memerintahkan para sahabat yang lain untuk membagi rata bahan makanan dan buah-buahan itu kepada seluruh penduduk Madinah dan sekitarnya. Tentu saja penduduk menerimanya dengan gembira, berterima kasih, dan mendoakan Utsman bin Affan agar diberi kesehatan, keselamatan, dan rizki yang lebih melimpah lagi.
Dan, pada zaman Rasulullah SAW masih hidup, Utsman bin Affan pernah membeli sumur milik orang Yahudi yang masih mengalirkan air ketika sumur-sumur milik penduduk Madinah kering, Bagi Utsman bin Affan, ini adalah momentum untuk bersedekah.
Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah 09/102/1-15 Mei 2017. Halaman 70.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar