Amma
ba’du.. Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dunia adalah rumah persinggahan dan
perpindahan bukan rumah tinggal selamanya. Adam diturunkan ke dunia dari
surga sebagai hukuman atasnya, maka
berhatihatilah. Sesungguhnya orang yang berhasrat kepada dunia akan meninggalkannya, orang yang
kaya di dunia adalah orang yang miskin
(dibanding akhirat), penduduk dunia yang berbahagia adalah orang yang
tidak berlebihlebihan di dalamnya. Jika
orang yang berakal lagi cerdik mencermatinya,
maka dia melihatnya menghinakan orang yang memuliakannya,
menceraiberaikan orang yang
mengumpulkannya. Dunia layaknya racun, siapa yang tidak mengetahuinya akan memakannya, siapa yang tidak mengetahuinya
akan berambisi kepadanya, padahal, demi
Allah itulah letak kebinasaannya.
Wahai
Amirul Mukminin, jadilah seperti orang yang tengah mengobati lukanya, dia menahan
pedih sesaat karena dia tidak ingin memikul penderitaan panjang. Bersabar
diatas penderitaan dunia lebih ringan dari pada memikul ujiannya. Orang yang
cerdas adalah orang yang berhatihati terhadap godaan dunia. Dunia seperti
pengantin, matamata melihat kepadanya, hati terjerat dengannya, pada dia, demi
Dzat yang mengutus Muhammad dengan kebenaran, adalah pembunuh bagi siapa yang
menikahinya.
Wahai
Amirul Mukminin, berhatihatilah terhadap perangkap kebinasaannya, waspadailah keburukannya.
Kemakmurannya bersambung dengan kesengsaraan dan penderitaan, kelanggengan
membawa kepada kebinasaan dan kefanaan.
Ketahuilah
wahai Amirul Mukminin, bahwa anganangannya palsu, harapannya batil,
kejernihannya keruh, kehidupannya penderitaan, orang yang meninggalkannya
adalah orang yang dibimbing taufik, dan orang yang berpegang padanya adalaah
celaka lagi tenggelam. Orang yang cerdik lagi pandai adalah orang yang takut
kepada apa yang dijadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menimbulkan rasa
takut, mewaspadai apa yang Allah telah peringatkan, berlari meninggalkan rumah
fana kepada rumah yang abadi, keyakinan ini akan sangat terasa ketika kematian
menjelang.
Dunia
wahai Amirul Mukminin, adalah rumah hukuman, siapa yag tidak berakal mengumpulkan
untuknya, siapa yang tidak berilmu tentangnya akan terkecoh, sementara orang
yang tegas lagi berakal adalah orang yang hidup di dunia seperti orang yang mengobati
sakitnya, dia menahan diri dari pahitnya obat karena dia berharap kesembuhan,
dia takut kepada buruknya akibat di akhirat.
Dunia
wahai Amirul Mukminin, demi Allah hanya mimpi, sedangkan akhirat adalah nyata, di
antara keduanya adalah kematian. Para hamba berada dalam mimpi yang
melenakan, sesungguhnya aku berkata
kepadamu wahai Amirul Mukminin apa yang dikatakan oleh seorang lakilaki bijak,
‘Jika kamu selamat, maka kamu selamat dari huruhara besar itu. Jika tidak,
maka aku tidak mengira dirimu akan selamat’.
Pelajaran
yang dapat dipetik:
- Seseorang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar, bisa saja tergelincir kepada kedzaliman dan kesombongan meskipun orang tersebut tergolong shaleh
- Nasihat tidak hanya diberikan kepada orang alim saja, namun juga sangat diperlukan terhadap pemimpin/ raja
- Nasihat bersifat mengingatkan kepada sesuatu yang hampir hilang atau untuk mengobati keterlenaan
- Dunia dan seisinya bersifat fana dan akan musnah
- Akhirat adalah negeri kekekalan
- Dunia adalah negeri impian dan bersifat sementara
- Dunia dan seisinya serta pernak perniknya merupakan racun yang paling ganas bagi seorang muslim
- Seorang muslim harus cerdas dalam menentukan kehidupannya besok di akhirat, dan harus mengumpulkan banyak bekal selama hidup di dunia
- Seorang muslim mudah dalam menerima nasihat dan tidak sombong
- Ulama berfungsi sebagai pengingat dan pemberi peringatan kepada seseorang yang malanggar aturan syariat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar