Umar bin Khattab
berkata, “Seandainya aku mengangkat Abu
Ubaidah bin Jarrah sebagai seorang pemimpin kemudian Allah SWT menanyaiku
kelak di hari kiamat, maka akan aku katakan kepada Allah,
“Ya Allah, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi-Mu
mengatakan dia adalah orang yang terpercaya dari umat ini”.
“Seandainya aku mengangkat Salim Maula Abu Hudzaifah kemudian
Allah menanyaiku kelak, maka akan aku katakan,
“ Ya Allah, sesungguhnya
aku telah mendengar bahwa dia adalah orang yang benar-benar mencintai Allah
dari hatinya”.
“Seandainya aku mengangkat Muadz bin Jabal, kemudian Allah
menanyaiku kelak, maka akan aku katakan kepada-Nya,
“Ya Allah, sesungguhnya aku mendengar Nabi-Mu
mengatakan, “Kelak ketika para ulama’ dikumpulkan dihadapan Allah SWT, Muadz
berada di depan para ulama’ yang lain sejauh lemparan batu.”
(Imam
Ahmad bin Hanbal, Fadhailul Shahabah, Juz II, Hal 743)
Pelajaran yang dapat dipetik:
- Seorang pemimpin mempunyai kepekaan jiwa yang tinggi
- Setiap tindakan manusia, pasti akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT kelak di hari kiamat
- Dalam memilih pemimpin, seyogyamya dipilih orang-orang yang tepat
- Seyogyanya iman dan ilmu seseorang adalah yang harus dijadikan tolok ukur dalam mengangkat pemimpin
- Sabda Nabi Muhammad SAW adalah selalu benar dan terbukti, karena Nabi Muhammad SAW berbicara adalah wahyu dari Allah SWT dan bukan karena dasar nafsu
- Para sahabat di zaman Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baiknya generasi
- Dalam keseharian, seyogyanya seorang Muslim harus selalu berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW
- Setiap sahabat mempunyai keistimewaan dan karomah tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar